Thursday, August 29, 2013

Wadi Sofia: Day Four



28 Agustus 2013

            We have a schedule to teach today. Since we just stay here for only two weeks, we don’t have much time to experience teaching students who come from many different country. That’s why for today we do team teaching so at least we teach them twice. 

            Since the secondary four is IGCSE class, the materials we use to learn obviously taken from the IGCSE syllabus. For this meeting, the materials is very short. The topic is thermal energy transfer while the sub-topic is conduction. 


                  We use Microsoft Power Point as media to explore the materials. We use concept attainment model and think-pair-share for this class since there are only few students. First part is handled by Dewa who describe conductor and insulator through experiment. Then it is me who explain the way vibrating molecules inside the solid transfer heat. Before the class end, we give them mini quiz conducted by Ety. So far, students get excited and understand everything we teach. But still we need to practice speaking English so it won’t be stuck in the middle of talking for both explaining and teaching.

photo by ety

Wadi Sofia: Day Three



27 Agustus 2013

We do an observation today. The class we’re going to teach is Secondary Four in Science Stream. So, the students in Secondary Four has to choose their major whether it is in Science Stream or Art Stream. 

There are 8 students in the Class. All of them come from different country: Malaysia, India, Thailand, and Korea. All of them understand the way teacher speak and teach in English but it’s not the same for their speaking. There are one Korean boy and one Malaysian who don’t speak English confidently. Though, this class has good atmosphere in studying. All the students get along together and work hard in studying together with teacher.


The class is facilitated by the air conditioner, fan, book case, white board, cleaning equipments, and notice board. Notice board is full-filled by the organization chart, cleaning duty time table, and the lesson schedule. The most attractive one is papers filled by students dream, passion, and what they think about themselves



Class starts with the greeting of the student. Teacher then review the previous materials before the lesson begin. Teacher named Madam Khamsana who is our mentor often teach using illustration which is made by herself on the board. Since Madam Khamsana is Singaporean and she is graduated from the qualified university in Singapore, she can handle the teaching process in English very well with the students. The most outstanding student who master in speaking English come from India called Nidha and Malaysia called Yusran. There is also a student who always curious and has high criticize into what teacher share. She is Amy. She is very bright and confident in speaking English even though her English is not fluently enough. Overall the class goes smooth. The students ask the logical question, the teacher made a conclusion together with the student as we do in Indonesia. In the end of class, student must submit their IGCSE exam’s exercise to the teacher as their preparation for the real examination.




 photo by: ety and fitria

Wadi Sofia: Day Two

26 Agustus 2013

            Kita mendapat sambutan dari Datuk Hassan Harun. Beliau menceritakan asal mula Wadi Sofia College kepada kami. Saat itu, Datuk sedang kuliah di luar negeri. Suatu ketika Ibu beliau sakit keras dan Datuk hendak pulang. Namun Ibu beliau melarang Datuk untuk pulang. Datuk diharuskan menyelesaikan sekolahnya terlebih dahulu. Akhirnya Ibu Datuk meninggal dan Datuk hanya bisa berziarah di makamnya. Ibu Datuk meninggalkan pesan mendalam betapa pentingnya mengutamakan pendidikan demi umat. Karena itu Datuk bekerja keras tanpa henti untuk membangun pusat pendidikan. Inilah dia Wadi Sofia, yang terinspirasi dari Ibu Datuk (*note: Sofia atau Sepeah adalah nama dari Ibu Datuk).


Datuk Hassan adalah orang bertekad kuat yang membangun dunia pendidikan dengan penuh cinta. Wadi Sofia ini adalah hasil kerja keras untuk menghadirkan private education yang eksis di dunia internasional (terbukti dengan predikat Cambridge Examination Centre), lingkungan pendidikan yang bersih dan sehat, serta global atmosphere dengan banyaknya ragam kebangsaan murid yang belajar di sini. This is what I called love based college. Kenapa saya bisa bilang gitu? Karena Wadi Sofia tidak pernah memasang iklan maupun mencari sponsor untuk mempromosikan sekolah yang menurut saya keren sekali ini. Itulah alasan kenapa jumlah murid di sini sangat sedikit. Untuk Form 4 terdapat kurang lebih 20 murid, sedangkan Secondary 4 hanya 9 murid. But still, I love the atmosphere here which is not crowded and stay calm in peace (loh loh jadi puitis). In short, I love the way Datuk Hassan do and I adore him.




Wednesday, August 28, 2013

Wadi Sofia: Day One

25 Agustus 2013
 
Wadi Sofia College terletak di Kota Bharu, Kelantan, Malaysia. Lokasinya yang jauh dari pusat kota membuat udara beserta lingkungan kampus bersih dari polusi dan damai dari hiruk pikuk kota serta sistem boarding and private school yang diusung membuat Wadi Sofia College memperoleh award sebagai The Most Outstanding Private Education 2012. Murid-murid serta guru yang mengajar berasal dari 20 negara, mulai dari Eropa, Amerika, Timur Tengah, Australia, dan Asia (termasuk China dan Korea). Sehingga, Wadi Sofia College juga mendapat julukan Heaven of Learning dari Cambridge University.

Wadi Sofia College sendiri merupakan akademi yang terdiri dari Kindergarten Wadi Sofia, Sekolah Rendah Wadi Sofia, Sekolah Tinggi Wadi Sofia (STWas), dan Wadi Sofia International School (WaSIS). WaSIS terdiri dari Primary untuk anak umur 1 tahun sampai 6 tahun, Lower Secondary untuk anak umur 7 tahun sampai 9 tahun, Upper Secondary untuk anak umur 10 tahun sampai 11 tahun atau IGCSE/ O level, dan Pre-University untuk anak umur 12 tahun sampai 13 tahun atau GCE/ A level. 75 % guru A level tinggal di dalam kampus untuk mendampingi murid belajar baik di dalam maupun di luar kelas serta saat jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran. Guru A level inilah yang akan menjadi co-teacher dari para peserta Teacher Immersion Program.





Teacher Immersion Program Batch 1 terdiri 12 kelompok. Masing-masing kelompok didampingi oleh co-teacher yang juga berasal dari berbagai negara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Filiphina, dan India. Saya bersama Ety Rimadani dan Dewanta Arya Nugraha merupakan kelompok 2 yang didampingi oleh Mdm. Khamshana Nurul Huda yang berkebangsaan Singapura serta lulusan dari National University of Singapore. Kelompok 2 mengajar Fisika untuk S4 atau Secondary 4 atau Upper Secondary untuk IGCSE. Kami mendapat silabus, buku siswa, buku guru, serta jadwal sebagai persiapan untuk kegiatan pembelajaran. Jumlah siswa di Wadi Sofia paling banyak berjumlah 20 dalam 1 kelas. Untuk kelompok 2, jumlah siswa dalam 1 kelas adalah 8.
 
Terdapat 4 sections kegiatan pembelajaran dalam 1 minggu. Tiap section terdiri dari 40 menit. Karena waktu kami dalam program ini hanya 2 minggu, maka total section berjumlah 8 sections. Section pertama merupakan kegiatan pembelajaran seperti biasa oleh co-teacher karena para peserta Teacher Immersion Program mengikuti City Tour di Kota Bharu. Pada section kedua kami akan mengobservasi co-teacher selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Section ketiga dan keempat akan diisi dengan Team Teaching. Saya sendiri akan mengajar pada section lima. Dilanjutkan Ety Rimadani pada section enam dan Dewanta Arya Nugraha pada section tujuh. Akhir section akan kami tutup dengan Team Teaching.  



Sore hari kami diajak jalang-jalan mengelilingi Kota Bharu bersama Yasmin dan suaminya, Mr. Said. Kota Bharu seperti Jombang dan Tuban di Indonesia (hehe) namun dengan versi yang jauh lebih bersih dan well managed. Tujuan pertama adalah Pasar Khadijah. Pasar ini adalah pasar tradisional yang terdiri dari 3 lantai, lantai pertama dan dua merupakan tempat bumbu-bumbu, sayur, ayam, daging, hasil seafood dan bahan dapur basah lainnya. I’m very surprised that all the things are managed properly dan sangat rapi. Jadi bayangin pasar tradisional di Indonesia namun sekali lagi dalam versi yang lebih rapi. Lantai tiga merupakan tempat untuk menjual kain, baju, dan kerudung. Sejak SMP I have adored Malaysian veil. It is easy to be tidied. Aku langsung suka dengan kerudung warna pastel bersulam bunga-bunga, judulnya mau beliin ibuk hehe. But after I heard the price which is RM 40 I cancel my desire kekeke and decided to look for other veil until I found the one which has simple design but still number one cotton. It is RM 25 so I bought it hehe.


Next is Istana Jahar. Istana ini adalah museum kerajaan Jahar. Di dalamnya terdapat banyak miniatur adat dalam istana. Kebanyakan untuk pernikahan. Ketika masuk kita langsung disambut oleh miniatur pelaminan sekaligus baju pernikahan dan suasana yang berlangsung dalam pernikahan di Istana. Banyak juga perkakas istana yang dipajang dalam lemari kaca. Kebanyakan terbuat dari kuningan dan mempunyai unsur bentuk yang sama dengan perkakas kejawen, seperti cawan, mangkuk, gamelan, dan gong. Naik ke lantai dua terdapat miniatur adat dalam malam pertama dan adat-adat lainnya yang biasanya berlangsung dalam kerajaan. Kita hanya singgah sebentar di Istana Jahar karena sudah mau tutup hehe. Selain itu kita juga masih harus pergi ke pantai.



Pantai yang kita tuju adalah Pantai Cahaya Bulan. Sepanjang jalan menuju pantai, terlihat rumah penduduk yang kebanyakan adalah rumah panggung yang dicat dengan berbagai warna. Lucu deh hehe. Ada juga kedai Akok. Akok adalah makanan tradisional dan khas dari Kelantan. Sayang sekali kita nggak sempat turun untuk mencicipi seperti apa Akok itu. Oke. Pantai Cahaya Bulan adalah pantai tempat Inggris pertama kali datang di tanah Malaysia. Satu atau dua meter dari bibir pantai sudah ada berbagai batu yang menumpuk untuk mencegah abrasi. Pantainya hampir mirip dengan pantai di Tuban, haha. Namun sekali lagi, it is better here because bersiih rapi dan nggak terlalu banyak fasilitas umum. Puas mendengarkan deru air laut dan angin yang mengelus pipi (hihi) kami menyusuri kedai yang ada di tepi pantai. Aku beli otak-otak bakar. RM 1 dapat 3 otak-otak hehe. Ada juga yang menjual mix seafood. Isinya ada udang, cumi, kepiting, dan tempura. Harganya berkisar dari RM 9 sampai RM 11. Semua tadi dicocol dengan sambel khusus yang enak dan segar. Enak deh hehe. Selesai sudah perjalanan berkeliling Kota Bharu dan kita kembali ke kolej karena jam sudah menunjukkan pukul 7 pm, waktu di mana maghrib akan tiba.




Singapore in One Day

Singapore!
Berangkat dari Surabaya ke Malaysia naik Airasia, aku dan temen-temen PPL ku mampir Singapura. 

Kita nyampai jam 11 siang di Changi Airport dan langsung cus naik MRT turun di City Hall karena tujuan kita adalah The Esplanade. Masuk ke Esplanade kita disambut dengan berbagai art view yang keren-keren banget. Yang menarik perhatian adalah ada poster besar Jogja Hip Hop yang bakal tampil di Esplanade. Seneng lihatnya. Sempet liat juga tanda tempat booking tiket Girl's Generation World Tour. Finally, I came to the Esplanade, tempat segala pertunjukan keren dilangsukan. Setelah muter-muter di dalem Esplanade, kita langsung naik ke Roof Terrace dan ngelihat bentuk Esplanade yang kaya duren hehe dan keliatan patung singone Singapura, The Merlion. 



Langsung setelah itu juga kita jalan ke tempat Merlion berdiri, yaitu Merlion Park. Waktu kita singkat karena kita masih harus ke China Town dan malamnya langsung cus Malaysia. Perlu diingat dari Changi sampai China Town aku dan temen-temen narik koper sambil jalan cepat (almost run!). Bayangin kita nenteng koper ke mana-mana di pusat jantung Singapura, bahkan di dalam MRT hihi. 


Setelah ada accident aku tertinggal rombongan, kami melanjutkan ke China Town dari Merlion naik MRT. Turunnya di China Town juga. Kita dikasih tahu Ko Danil spot yang semua barang ada dengan harga terjangkau. Jadi kita nggak perlu muterin semua China Town yang besar sekali itu. Kalau kamu bawa 25 dolar buat belanja uda cukup banget. Mau banyakan dikit bawa 50 dolar. Mau kemaruk ya bawalah lebih. Tapi 50 dolar udah lebih dari cukup kok. Oiya deket China Town ada masjid juga yang asik buat solat. Jalan kaki lima menit juga nyampe hehe.

Kemaren kita sampai China Town jam 9 dan belanja cuma 45 menit karena bis yang menjemput kita untuk berangkat ke Malaysia datang jam 10. That's all from seharian nentengin koper di Singapura. Suatu saat aku harus ke sini lagi, pastinya tanpa nenteng koper ke mana-mana hehe.

photo by taufiq dan ety

Saturday, August 17, 2013

Doodle Merdeka!

Dirgahayu 68 Bangsaku
i can say anymore kalo ngomongin kemerdekaan
anyway, seneng banget lihat google doodle hari ini. Merah putih dengan garuda.
 Google doodle memang lucu-lucu. Jadi aku sering iseng ngumpulin kalau kebetulan nemu. Hehe. Masing-masing doodle ini celebrating macem-macem, mulai dari independence day kaya hari ini sampai ulang tahun tokoh. Ada yang bentuknya interaktif jugaa. Tapi yang aku share di sini yang gambar aja hehe.

Kreatif dan lucu-lucu yaa :D Coba ada google doodle tiap hari. Bisa ga yaa setahun itu ada yang dirayakan setiap hari hihi.