Kita mendapat sambutan dari Datuk Hassan Harun. Beliau menceritakan asal mula Wadi Sofia College kepada kami. Saat itu, Datuk sedang kuliah di luar negeri. Suatu ketika Ibu beliau sakit keras dan Datuk hendak pulang. Namun Ibu beliau melarang Datuk untuk pulang. Datuk diharuskan menyelesaikan sekolahnya terlebih dahulu. Akhirnya Ibu Datuk meninggal dan Datuk hanya bisa berziarah di makamnya. Ibu Datuk meninggalkan pesan mendalam betapa pentingnya mengutamakan pendidikan demi umat. Karena itu Datuk bekerja keras tanpa henti untuk membangun pusat pendidikan. Inilah dia Wadi Sofia, yang terinspirasi dari Ibu Datuk (*note: Sofia atau Sepeah adalah nama dari Ibu Datuk).
Datuk Hassan adalah orang bertekad
kuat yang membangun dunia pendidikan dengan penuh cinta. Wadi Sofia ini adalah
hasil kerja keras untuk menghadirkan private education yang eksis di dunia
internasional (terbukti dengan predikat Cambridge Examination Centre),
lingkungan pendidikan yang bersih dan sehat, serta global atmosphere dengan
banyaknya ragam kebangsaan murid yang belajar di sini. This is what I called
love based college. Kenapa saya bisa bilang gitu? Karena Wadi Sofia tidak
pernah memasang iklan maupun mencari sponsor untuk mempromosikan sekolah yang
menurut saya keren sekali ini. Itulah alasan kenapa jumlah murid di sini sangat
sedikit. Untuk Form 4 terdapat kurang lebih 20 murid, sedangkan Secondary 4
hanya 9 murid. But still, I love the atmosphere here which is not crowded and
stay calm in peace (loh loh jadi puitis). In short, I love the way Datuk Hassan
do and I adore him.
No comments:
Post a Comment