25 Agustus 2013
Wadi Sofia College terletak di Kota Bharu, Kelantan, Malaysia.
Lokasinya yang jauh dari pusat kota membuat udara beserta lingkungan kampus
bersih dari polusi dan damai dari hiruk pikuk kota serta sistem boarding and
private school yang diusung membuat Wadi Sofia College memperoleh award sebagai
The Most Outstanding Private Education 2012. Murid-murid serta guru yang
mengajar berasal dari 20 negara, mulai dari Eropa, Amerika, Timur Tengah,
Australia, dan Asia (termasuk China dan Korea). Sehingga, Wadi Sofia College
juga mendapat julukan Heaven of Learning dari Cambridge University.
Wadi Sofia College sendiri merupakan akademi yang
terdiri dari Kindergarten Wadi Sofia, Sekolah Rendah Wadi Sofia, Sekolah Tinggi
Wadi Sofia (STWas), dan Wadi Sofia International School (WaSIS). WaSIS terdiri
dari Primary untuk anak umur 1 tahun sampai 6 tahun, Lower Secondary untuk anak
umur 7 tahun sampai 9 tahun, Upper Secondary untuk anak umur 10 tahun sampai 11
tahun atau IGCSE/ O level, dan Pre-University untuk anak umur 12 tahun sampai
13 tahun atau GCE/ A level. 75 % guru A level tinggal di dalam kampus untuk
mendampingi murid belajar baik di dalam maupun di luar kelas serta saat jam
pelajaran maupun di luar jam pelajaran. Guru A level inilah yang akan menjadi
co-teacher dari para peserta Teacher Immersion Program.
Teacher Immersion Program Batch 1 terdiri 12 kelompok.
Masing-masing kelompok didampingi oleh co-teacher yang juga berasal dari
berbagai negara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Filiphina, dan
India. Saya bersama Ety Rimadani dan Dewanta Arya Nugraha merupakan kelompok 2
yang didampingi oleh Mdm. Khamshana Nurul Huda yang berkebangsaan Singapura
serta lulusan dari National University of Singapore. Kelompok 2 mengajar Fisika
untuk S4 atau Secondary 4 atau Upper Secondary untuk IGCSE. Kami mendapat
silabus, buku siswa, buku guru, serta jadwal sebagai persiapan untuk kegiatan
pembelajaran. Jumlah siswa di Wadi Sofia paling banyak berjumlah 20 dalam 1
kelas. Untuk kelompok 2, jumlah siswa dalam 1 kelas adalah 8.
Terdapat 4 sections kegiatan pembelajaran dalam 1
minggu. Tiap section terdiri dari 40 menit. Karena waktu kami dalam program ini
hanya 2 minggu, maka total section berjumlah 8 sections. Section pertama
merupakan kegiatan pembelajaran seperti biasa oleh co-teacher karena para
peserta Teacher Immersion Program mengikuti City Tour di Kota Bharu. Pada
section kedua kami akan mengobservasi co-teacher selama kegiatan pembelajaran
di dalam kelas. Section ketiga dan keempat akan diisi dengan Team Teaching.
Saya sendiri akan mengajar pada section lima. Dilanjutkan Ety Rimadani pada
section enam dan Dewanta Arya Nugraha pada section tujuh. Akhir section akan
kami tutup dengan Team Teaching.
Sore hari kami diajak jalang-jalan mengelilingi Kota
Bharu bersama Yasmin dan suaminya, Mr. Said. Kota Bharu seperti Jombang dan
Tuban di Indonesia (hehe) namun dengan versi yang jauh lebih bersih dan well
managed. Tujuan pertama adalah Pasar Khadijah. Pasar ini adalah pasar
tradisional yang terdiri dari 3 lantai, lantai pertama dan dua merupakan tempat
bumbu-bumbu, sayur, ayam, daging, hasil seafood dan bahan dapur basah lainnya.
I’m very surprised that all the things are managed properly dan sangat rapi.
Jadi bayangin pasar tradisional di Indonesia namun sekali lagi dalam versi yang
lebih rapi. Lantai tiga merupakan tempat untuk menjual kain, baju, dan
kerudung. Sejak SMP I have adored Malaysian veil. It is easy to be tidied. Aku
langsung suka dengan kerudung warna pastel bersulam bunga-bunga, judulnya mau
beliin ibuk hehe. But after I heard the price which is RM 40 I cancel my desire
kekeke and decided to look for other veil until I found the one which has
simple design but still number one cotton. It is RM 25 so I bought it hehe.
Next is Istana Jahar. Istana ini adalah museum
kerajaan Jahar. Di dalamnya terdapat banyak miniatur adat dalam istana.
Kebanyakan untuk pernikahan. Ketika masuk kita langsung disambut oleh miniatur
pelaminan sekaligus baju pernikahan dan suasana yang berlangsung dalam
pernikahan di Istana. Banyak juga perkakas istana yang dipajang dalam lemari
kaca. Kebanyakan terbuat dari kuningan dan mempunyai unsur bentuk yang sama
dengan perkakas kejawen, seperti cawan, mangkuk, gamelan, dan gong. Naik ke
lantai dua terdapat miniatur adat dalam malam pertama dan adat-adat lainnya
yang biasanya berlangsung dalam kerajaan. Kita hanya singgah sebentar di Istana
Jahar karena sudah mau tutup hehe. Selain itu kita juga masih harus pergi ke
pantai.
Pantai yang kita tuju adalah Pantai Cahaya Bulan.
Sepanjang jalan menuju pantai, terlihat rumah penduduk yang kebanyakan adalah
rumah panggung yang dicat dengan berbagai warna. Lucu deh hehe. Ada juga kedai
Akok. Akok adalah makanan tradisional dan khas dari Kelantan. Sayang sekali
kita nggak sempat turun untuk mencicipi seperti apa Akok itu. Oke. Pantai
Cahaya Bulan adalah pantai tempat Inggris pertama kali datang di tanah
Malaysia. Satu atau dua meter dari bibir pantai sudah ada berbagai batu yang
menumpuk untuk mencegah abrasi. Pantainya hampir mirip dengan pantai di Tuban,
haha. Namun sekali lagi, it is better here because bersiih rapi dan nggak
terlalu banyak fasilitas umum. Puas mendengarkan deru air laut dan angin yang
mengelus pipi (hihi) kami menyusuri kedai yang ada di tepi pantai. Aku beli
otak-otak bakar. RM 1 dapat 3 otak-otak hehe. Ada juga yang menjual mix
seafood. Isinya ada udang, cumi, kepiting, dan tempura. Harganya berkisar dari
RM 9 sampai RM 11. Semua tadi dicocol dengan sambel khusus yang enak dan segar.
Enak deh hehe. Selesai sudah perjalanan berkeliling Kota Bharu dan kita kembali
ke kolej karena jam sudah menunjukkan pukul 7 pm, waktu di mana maghrib akan
tiba.